Menyelami Misteri Segitiga Bermuda Melalui Data Satelit
Para ilmuwan berencana meluncurkan satelit untuk mempelajari wilayah
yang ganjil atau tidak wajar. Segitiga Bermuda adalah sebuah wilayah
Atlantik, dari Florida sampai Segi Tiga Bermuda, hingga Puerto Rico
sebelah barat yang melintasi ruang angkasa di kepulauan Bahama dianggap
sebagai wilayah yang ganjil. Karena banyaknya bencana alam, sehingga
secara ilmiah di wilayah tersebut mendapatkan sebuah nama yang misterius
"Misteri Segi Tiga Bermuda Atlantik Selatan". Sekarang, para ilmuwan
mengakui bahwa Segi Tiga Bermuda memiliki fenomena yang ganjil, dan
menganggap wilayah ganjil tersebut berhubungan dengan ruang alam
semesta.
Eksplorasi : Aktivitas Matahari memengaruhi magnetik Segi Tiga Bermuda
Keganjilan Segitiga Bermuda terletak pada lapisan atmosfer dan samudera,
adalah lautan dan atmosfer, jalur gelombang yang dilepaskan lapisan
atmosfer dan samudera di daerah tersebut tidak sama dengan wilayah
samudera lainnya. Oleh karena itu, data rekaman satelit terhadap
banyaknya kapal mau pun pesawat yang hilang secara misterius itu
menunjukkan, bahwa di Atlantik Selatan terdapat sabuk ganjil magnetik
bumi, disana hanya ada dalam radiasi internal bumi. Sabuk radiasi itu
dinamakan "Van Allen Belts".
Sabuk radiasi Bumi memiliki dua radiasi internal dan eksternal. Mereka
tiba di lapisan magnet bumi mengumpulkan partikel, mencegah mereka
menyerang bumi, sabuk lapisan dalam terutama terdiri dari proton,
sedangkan lapisan luar dipenuhi dengan elektron. Bentuk dalam dan luar
seperti donut (lingkaran).
Setelah James Van, seorang ilmuwan Amerika menganalisis data dari
satelit "Explorer I" menemukan sabuk lapisan dalam. Karena itu, sabuk
radiasi Segi Tiga Bermuda dinamakan Van Allen Belts. Hal ini sekaligus
membuktikan hasil penelitian fisikawan Soviet Sergei Ivanov dan
Alexander.
Para ilmuwan menuturkan, bahwa justru dengan adanya sebuah sabuk
magnetik bumi di Segi Tiga Bermuda sehingga menghasilkan geografi yang
langka itu, mereka mengumpulkan data terkait melalui pesawat ruang
angkasa 3 Rusia. Data menunjukkan bahwa ketika terjadi aktivitas
matahari dalam waktu lama, seperti letusan protuberan, bintik matahari,
bumi terkadang akan mengalami perubahan dan muncul sabuk gelombang
ketiga. Saat matahari dalam kondisi stabil, sabuk gelombang ini akan
lenyap dengan sendirinya.
Pada
2012 lalu, NASA meluncurkan dua satelit-satelit pengukur RBSP
(Radiation Belt Storm Probes). Melalui pengukuran mereka, data yang
diperoleh menunjukkan, partikel di wilayah tersebut bisa dalam sekejab
bertambah cepat dari 0 mendekati kecepatan cahaya, selain itu juga
memancarkan gelombang elektromagnetik berkecepatan super rendah.
Italia menggunakan beberapa satelit yang tidak diklaim untuk
mengumpulkan data, mereka meluncurkan sebuah satelit bernama BeppoSAX.
Satelit tersebut beroperasi sejak 1996 - 2003. Ketika satelit melinatsi
bagian atas Segitiga Bermuda, secara signifikan merasakan radiasi
bertambah kuat, namun, radiasi itu berangsur-angsur hilang saat menjauhi
wilayah tersebut.
Segi Tiga Bermuda di ruang angkasa, intensitas radiasi menurun drastis sesuai tingkat ketinggian.
Meskipun sangat jarang, namun, di luar dugaan di ruang angkasa juga
terdapat Segitiga Bermuda. "Segi Tiga Bermuda versi ruang angkasa"
merupakan salah satu zona paling berbahaya di kosmik.
Astronot pesawat ulang-alik mengeluhkan bahwa ketika melintasi wilayah
ganjil itu, perangkat elektronik mereka seperti laptop kadang-kadang
tidak berfungsi. Teleskop ruang angkasa Hubble dan program antariksa
lainnya akan dinon-aktifkan sementara saat melintasi Segitiga Bermuda,
agar menghindari kerusakan. ISS juga mengambil langkah pelindung ekstra,
untuk menghadapi ancaman itu.
Selain pesawat ruang angkasa, para astronot juga kena dampaknya,
menyebabkan mereka mengalami gejala "phosphene". Fenomena tidak
berfungsinya satelit global sebelumnya itu akibat melintasi wilayah
ganjil Atlantik Selatan.
Istituto Nazionale di Astrofisica (Institut Astrofisika Nasional Italia)
menganalisa data radiasi dari satelit pemantau sinar X bepposax.
Menurut analisis mereka, tingkat radiasi di bagian bawah wilayah
Atlantik Selatan jauh lebih rendah di bawah puncak, dan intensitas
radiasi menurun drastis mengikuti tingkat ketinggian, secara keseluruhan
tergantung pada kekerasan magnetik. Selain itu, wilayah ganjil Atlantic
Selatan juga bergerak perlahan ke arah barat.
Dugaan : Piramida di dasar laut mungkin merupakan bekas peningalan negeri Atlantis
Saat ini, eksplorasi terhadap misteri Segi Tiga Bermuda mencoba
dipadukan dengan bekas peninggalan "negeri Atlantis". "Negeri Atlantis"
merupakan misteri abadi yang ditinggalkan filsuf Yunani kuno terkenal,
Plato, untuk generasi berikutnya. Dari generasi ke generasi orang-orang
merasa tidak berdaya dan frustrasi, sebenarnya di perairan manakah
terkubur "Negeri Atlantis" yang bernasib tragis itu ?
Menurut legenda, pada 9000 tahun silam, di "laut barat" terdapat
sebidang daratan yang maha luas, yang merupakan daratan tempat
keberadaan "Negeri Atlatis". Tanah daratan yang indah, kekayaan alam
yang melimpah, memiliki peradaban yang sangat maju. Namun, tanpa diduga,
sebuah gempa bumi yang mematikan dan diiringi dengan terjangan tsunami
yang dahsyat, menyebabkan kota, kuil, jalan raya, sungai dan seluruh
masyarakat serta segenap daratan Atlantis dalam waktu semalam tenggelam
ke dasar laut, lenyap didalam lembah.
Meskipun gambaran Plato terkait "Negeri Atlantis" itu diragukan oleh
para sarjana modern, namun, sejak 1960-an, orang-orang semakin banyak
menemukan sisa-sisa peradaban prasejarah di dasar laut wilayah Segi Tiga
Bermuda. Dan sebuah pengetahuan baru sedang didirikan untuk mengungkap
misteri terkait.
Pengetahuan baru itu akan menyingkap misteri tenggelamnya dan keberadaan
daratan Atlantis. Hal ini dipastikan akan meningkatkan kesadaran
masyarakat secara perlahan terhadap cadar misteri "Segi Tiga Ajaib"
Bermuda.
Temuan yang paling menarik di perairan Bermuda, adalah Piramida raksasa
di dasar laut yang ditemukan pada 1978 silam. Demi memahami dengan lebih
jelas situasi piramida bawah laut itu, sekelompok ilmuwan AS
mengerahkan sejumlah peralatan canggih kembali lagi ke "Segi Tiga
Ajabib" Bermuda untuk menyelidiki lebih lanjut.
Setelah diteliti lebih seksama, ditemukan bangunan Piramida dasar laut
itu tingginya 200 meter, dan 100 meter dari puncak menara laut,
sementara di setiap sisi menara panjangnya 300 meter, bangunan didirikan
sekitar 7.000 tahun lebih awal dari Piramida Mesir. Karena air laut
terlalu dalam, lingkungan yang rumit, sehingga ilmuwan yang mensurvei di
dasar laut itu tidak dapat memastikan apakah Piramida tersebut
merupakan sisa peninggalan di era yang sama dengan sekumpulan bangunan
kuno lainnya di dasar Atlantik.
Penemuan tersebut jelas memberikan bukti baru sejarah perubahan perairan
Bermuda. Namun, para ilmuwan memiliki pendapat yang berbeda atas
berbagai temuan besar dari sisa-sisa peradaban prasejarah di pusat
wilayah yang mengelilingi perairan Bermuda. Beberapa di antaranya
mengatakan bahwa kemungkinan di perairan Bermuda hingga di Samudera yang
luas memang tersembunyi "daratan kuno Atlantis" yang tenggelam.
Sementara lainnya tidak sependapat, sebab kemungkinan perairan yang
disebutkan orang-orang dari zaman ke zaman tentang lokasi yang menjadi
tempat tenggelamnya "NegeriAtlantis" itu banyaknya mencapai ratusan
titik. Mungkin "laut barat" sebagaimana yang disebutkan Plato kala itu
itu bukan Atlantik tapi Mediterania. Bagi penjelajah imajinatif,
pandangan mereka juga cukup aneh, bagaimana tidak, di luar dugaan mereka
curiga apakah "Orang-orang Negeri Atlantis" itu masih eksis di dasar
laut Bermuda.
"Manusia dasar laut" berasal dari planet lain.
Hampir seabad ini, kapal dagang dan kapal perang dunia terus menerus
mengalami beberapa peristiwa aneh, di kedalaman laut secara misterius
akan memancarkan cahaya aneh atau muncul objek asing yang misterius.
Hingga saat ini, fenomena-fenomena aneh itu masih membingungkan banyak
orang.
Menurut para ilmuwan AS yang meneliti hal terkait selama bertahun-tahun,
bahwa dibalik fenomena-fenomena yang ganjil itu tersembunyi suatu
peradaban di luar bumi.
"Manusia dasar laut" bukan cabang lain dari manusia, besar kemungkinan
merupakan makhluk asing yang tinggal di bawah air, sebab kecerdasan dan
teknologi organisme itu jauh melampaui manusia. Tapi, hipotesa ini
terlalu muskil, sehingga tidak mendapatkan pengakuan dari sejumlah besar
ilmuawan.
Pandangan baru : Badai hujan dan angin menyebabkan distorsi ruang waktu
Segitiga Bermuda yang penuh dengan misteri, membangkitkan minat banyak
ilmuwan, mereka menelaah mengapa pesawat terbang atau kapal bisa hilang
secara misterius di Segi Tiga Bermuda. Terkait ini, sebuah pandangan
baru menyebutkan, bahwa misteri itu berasal dari energi yang dihasilkan
oleh badai angin atau hujan, mendistorsi struktur ruang dan waktu,
sehingga memungkinkan pesawat yang melintasi wilayah tersebut memasuki
saluran yang misterius, semakin jauh melintasi, hingga lenyap tak
berbekas.
Tapi mungkinkah badai angin atau hujan dapat menyebabkan distorsi dalam
struktur tata ruang itu ? Menurut satelit kosmik pada 1994 silam, memang
pernah menemukan badai kosmik di Bumi yang mungkin memicu sinar gamma
yang paling kuat di kosmos, karena itu, diprediksi bahwa ada yang pernah
melihat terowongan misterius di Segitiga Bermuda, atau mungkin juga
pembentukan langsung dari kedua badai, ilmuwan akan menyimpulkan
berbagai petunjuk untuk menyingkap misteri Segitiga Bermuda.
"Adapun mengenai saat menerobos ruang dan waktu, apa dampak dari
kecepatan itu pada manusia, belum diketahui, hanya saja akan berdampak
pada bagian fisik tertentu. Para awak kapal di luar dugaan menjadi tua 5
– 20 tahun dalam waktu singkat, dan belum pernah terjadi
sebelumnya."demikian kata peneliti.
Atas dasar itu, orang-orang berasumsi bahwa ketika evolusi manusia,
mungkin dibagi dalam dua cabang. Cabang pertama di bawah air, yang
disebut "manusia bawah air", sementara cabang kedua di atas daratan,
yang disebut manusia.
Semakin banyaknya makhluk aneh di dasar laut membuat orang
bertanya-tanya, apakah makhluk-makhluk aneh itu masih menyisakan sebuah
urat nadi di kedalaam laut setelah manusia naik ke atas daratan ? atau
peradaban dari planet lain ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar