Selasa, 24 Maret 2015

SEGITIGA BERMUDA


Para ilmuwan berencana meluncurkan satelit untuk mempelajari wilayah yang ganjil atau tidak wajar. Segitiga Bermuda adalah sebuah wilayah Atlantik, dari Florida sampai Segi Tiga Bermuda, hingga Puerto Rico sebelah barat yang melintasi ruang angkasa di kepulauan Bahama dianggap sebagai wilayah yang ganjil. Karena banyaknya bencana alam, sehingga secara ilmiah di wilayah tersebut mendapatkan sebuah nama yang misterius "Misteri Segi Tiga Bermuda Atlantik Selatan". Sekarang, para ilmuwan mengakui bahwa Segi Tiga Bermuda memiliki fenomena yang ganjil, dan menganggap wilayah ganjil tersebut berhubungan dengan ruang alam semesta.
Eksplorasi : Aktivitas Matahari memengaruhi magnetik Segi Tiga Bermuda
Keganjilan Segitiga Bermuda terletak pada lapisan atmosfer dan samudera, adalah lautan dan atmosfer, jalur gelombang yang dilepaskan lapisan atmosfer dan samudera di daerah tersebut tidak sama dengan wilayah samudera lainnya. Oleh karena itu, data rekaman satelit terhadap banyaknya kapal mau pun pesawat yang hilang secara misterius itu menunjukkan, bahwa di Atlantik Selatan terdapat sabuk ganjil magnetik bumi, disana hanya ada dalam radiasi internal bumi. Sabuk radiasi itu dinamakan "Van Allen Belts".
Sabuk radiasi Bumi memiliki dua radiasi internal dan eksternal. Mereka tiba di lapisan magnet bumi mengumpulkan partikel, mencegah mereka menyerang bumi, sabuk lapisan dalam terutama terdiri dari proton, sedangkan lapisan luar dipenuhi dengan elektron. Bentuk dalam dan luar seperti donut (lingkaran).
Setelah James Van, seorang ilmuwan Amerika menganalisis data dari satelit "Explorer I" menemukan sabuk lapisan dalam. Karena itu, sabuk radiasi Segi Tiga Bermuda dinamakan Van Allen Belts. Hal ini sekaligus membuktikan hasil penelitian fisikawan Soviet Sergei Ivanov dan Alexander.
Para ilmuwan menuturkan, bahwa justru dengan adanya sebuah sabuk magnetik bumi di Segi Tiga Bermuda sehingga menghasilkan geografi yang langka itu, mereka mengumpulkan data terkait melalui pesawat ruang angkasa 3 Rusia. Data menunjukkan bahwa ketika terjadi aktivitas matahari dalam waktu lama, seperti letusan protuberan, bintik matahari, bumi terkadang akan mengalami perubahan dan muncul sabuk gelombang ketiga. Saat matahari dalam kondisi stabil, sabuk gelombang ini akan lenyap dengan sendirinya.
Piramida dasar laut Negeri atlantisPada 2012 lalu, NASA meluncurkan dua satelit-satelit pengukur RBSP (Radiation Belt Storm Probes). Melalui pengukuran mereka, data yang diperoleh menunjukkan, partikel di wilayah tersebut bisa dalam sekejab bertambah cepat dari 0 mendekati kecepatan cahaya, selain itu juga memancarkan gelombang elektromagnetik berkecepatan super rendah.
Italia menggunakan beberapa satelit yang tidak diklaim untuk mengumpulkan data, mereka meluncurkan sebuah satelit bernama BeppoSAX. Satelit tersebut beroperasi sejak 1996 - 2003. Ketika satelit melinatsi bagian atas Segitiga Bermuda, secara signifikan merasakan radiasi bertambah kuat, namun, radiasi itu berangsur-angsur hilang saat menjauhi wilayah tersebut.
Segi Tiga Bermuda di ruang angkasa, intensitas radiasi menurun drastis sesuai tingkat ketinggian.
Meskipun sangat jarang, namun, di luar dugaan di ruang angkasa juga terdapat Segitiga Bermuda. "Segi Tiga Bermuda versi ruang angkasa" merupakan salah satu zona paling berbahaya di kosmik.
Astronot pesawat ulang-alik mengeluhkan bahwa ketika melintasi wilayah ganjil itu, perangkat elektronik mereka seperti laptop kadang-kadang tidak berfungsi. Teleskop ruang angkasa Hubble dan program antariksa lainnya akan dinon-aktifkan sementara saat melintasi Segitiga Bermuda, agar menghindari kerusakan. ISS juga mengambil langkah pelindung ekstra, untuk menghadapi ancaman itu.
Selain pesawat ruang angkasa, para astronot juga kena dampaknya, menyebabkan mereka mengalami gejala "phosphene". Fenomena tidak berfungsinya satelit global sebelumnya itu akibat melintasi wilayah ganjil Atlantik Selatan.
Istituto Nazionale di Astrofisica (Institut Astrofisika Nasional Italia) menganalisa data radiasi dari satelit pemantau sinar X bepposax. Menurut analisis mereka, tingkat radiasi di bagian bawah wilayah Atlantik Selatan jauh lebih rendah di bawah puncak, dan intensitas radiasi menurun drastis mengikuti tingkat ketinggian, secara keseluruhan tergantung pada kekerasan magnetik. Selain itu, wilayah ganjil Atlantic Selatan juga bergerak perlahan ke arah barat.
Dugaan : Piramida di dasar laut mungkin merupakan bekas peningalan negeri Atlantis
Saat ini, eksplorasi terhadap misteri Segi Tiga Bermuda mencoba dipadukan dengan bekas peninggalan "negeri Atlantis". "Negeri Atlantis" merupakan misteri abadi yang ditinggalkan filsuf Yunani kuno terkenal, Plato, untuk generasi berikutnya. Dari generasi ke generasi orang-orang merasa tidak berdaya dan frustrasi, sebenarnya di perairan manakah terkubur "Negeri Atlantis" yang bernasib tragis itu ?
Menurut legenda, pada 9000 tahun silam, di "laut barat" terdapat sebidang daratan yang maha luas, yang merupakan daratan tempat keberadaan "Negeri Atlatis". Tanah daratan yang indah, kekayaan alam yang melimpah, memiliki peradaban yang sangat maju. Namun, tanpa diduga, sebuah gempa bumi yang mematikan dan diiringi dengan terjangan tsunami yang dahsyat, menyebabkan kota, kuil, jalan raya, sungai dan seluruh masyarakat serta segenap daratan Atlantis dalam waktu semalam tenggelam ke dasar laut, lenyap didalam lembah.
Meskipun gambaran Plato terkait "Negeri Atlantis" itu diragukan oleh para sarjana modern, namun, sejak 1960-an, orang-orang semakin banyak menemukan sisa-sisa peradaban prasejarah di dasar laut wilayah Segi Tiga Bermuda. Dan sebuah pengetahuan baru sedang didirikan untuk mengungkap misteri terkait.
Pengetahuan baru itu akan menyingkap misteri tenggelamnya dan keberadaan daratan Atlantis. Hal ini dipastikan akan meningkatkan kesadaran masyarakat secara perlahan terhadap cadar misteri "Segi Tiga Ajaib" Bermuda.
Temuan yang paling menarik di perairan Bermuda, adalah Piramida raksasa di dasar laut yang ditemukan pada 1978 silam. Demi memahami dengan lebih jelas situasi piramida bawah laut itu, sekelompok ilmuwan AS mengerahkan sejumlah peralatan canggih kembali lagi ke "Segi Tiga Ajabib" Bermuda untuk menyelidiki lebih lanjut.
Setelah diteliti lebih seksama, ditemukan bangunan Piramida dasar laut itu tingginya 200 meter, dan 100 meter dari puncak menara laut, sementara di setiap sisi menara panjangnya 300 meter, bangunan didirikan sekitar 7.000 tahun lebih awal dari Piramida Mesir. Karena air laut terlalu dalam, lingkungan yang rumit, sehingga ilmuwan yang mensurvei di dasar laut itu tidak dapat memastikan apakah Piramida tersebut merupakan sisa peninggalan di era yang sama dengan sekumpulan bangunan kuno lainnya di dasar Atlantik.
Penemuan tersebut jelas memberikan bukti baru sejarah perubahan perairan Bermuda. Namun, para ilmuwan memiliki pendapat yang berbeda atas berbagai temuan besar dari sisa-sisa peradaban prasejarah di pusat wilayah yang mengelilingi perairan Bermuda. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa kemungkinan di perairan Bermuda hingga di Samudera yang luas memang tersembunyi "daratan kuno Atlantis" yang tenggelam.
Sementara lainnya tidak sependapat, sebab kemungkinan perairan yang disebutkan orang-orang dari zaman ke zaman tentang lokasi yang menjadi tempat tenggelamnya "NegeriAtlantis" itu banyaknya mencapai ratusan titik. Mungkin "laut barat" sebagaimana yang disebutkan Plato kala itu itu bukan Atlantik tapi Mediterania. Bagi penjelajah imajinatif, pandangan mereka juga cukup aneh, bagaimana tidak, di luar dugaan mereka curiga apakah "Orang-orang Negeri Atlantis" itu masih eksis di dasar laut Bermuda.
"Manusia dasar laut" berasal dari planet lain.
Hampir seabad ini, kapal dagang dan kapal perang dunia terus menerus mengalami beberapa peristiwa aneh, di kedalaman laut secara misterius akan memancarkan cahaya aneh atau muncul objek asing yang misterius. Hingga saat ini, fenomena-fenomena aneh itu masih membingungkan banyak orang.
Menurut para ilmuwan AS yang meneliti hal terkait selama bertahun-tahun, bahwa dibalik fenomena-fenomena yang ganjil itu tersembunyi suatu peradaban di luar bumi.
"Manusia dasar laut" bukan cabang lain dari manusia, besar kemungkinan merupakan makhluk asing yang tinggal di bawah air, sebab kecerdasan dan teknologi organisme itu jauh melampaui manusia. Tapi, hipotesa ini terlalu muskil, sehingga tidak mendapatkan pengakuan dari sejumlah besar ilmuawan.
Pandangan baru : Badai hujan dan angin menyebabkan distorsi ruang waktu
Segitiga Bermuda yang penuh dengan misteri, membangkitkan minat banyak ilmuwan, mereka menelaah mengapa pesawat terbang atau kapal bisa hilang secara misterius di Segi Tiga Bermuda. Terkait ini, sebuah pandangan baru menyebutkan, bahwa misteri itu berasal dari energi yang dihasilkan oleh badai angin atau hujan, mendistorsi struktur ruang dan waktu, sehingga memungkinkan pesawat yang melintasi wilayah tersebut memasuki saluran yang misterius, semakin jauh melintasi, hingga lenyap tak berbekas.
Tapi mungkinkah badai angin atau hujan dapat menyebabkan distorsi dalam struktur tata ruang itu ? Menurut satelit kosmik pada 1994 silam, memang pernah menemukan badai kosmik di Bumi yang mungkin memicu sinar gamma yang paling kuat di kosmos, karena itu, diprediksi bahwa ada yang pernah melihat terowongan misterius di Segitiga Bermuda, atau mungkin juga pembentukan langsung dari kedua badai, ilmuwan akan menyimpulkan berbagai petunjuk untuk menyingkap misteri Segitiga Bermuda.
"Adapun mengenai saat menerobos ruang dan waktu, apa dampak dari kecepatan itu pada manusia, belum diketahui, hanya saja akan berdampak pada bagian fisik tertentu. Para awak kapal di luar dugaan menjadi tua 5 – 20 tahun dalam waktu singkat, dan belum pernah terjadi sebelumnya."demikian kata peneliti.
Atas dasar itu, orang-orang berasumsi bahwa ketika evolusi manusia, mungkin dibagi dalam dua cabang. Cabang pertama di bawah air, yang disebut "manusia bawah air", sementara cabang kedua di atas daratan, yang disebut manusia.
Semakin banyaknya makhluk aneh di dasar laut membuat orang bertanya-tanya, apakah makhluk-makhluk aneh itu masih menyisakan sebuah urat nadi di kedalaam laut setelah manusia naik ke atas daratan ? atau peradaban dari planet lain ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar