1. Sejarah
Jati (Tectona grandis) terkenal sebagai kayu komersial bermutu tinggi, termasuk dalam family Verbenaceae. Penyebaran alami meliputi negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia jati terdapat di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton,Maluku Dan Nusa Tenggara.
Jati (Tectona grandis) terkenal sebagai kayu komersial bermutu tinggi, termasuk dalam family Verbenaceae. Penyebaran alami meliputi negara-negara India, Birma, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia jati terdapat di beberapa daerah seperti Jawa, Muna, Buton,Maluku Dan Nusa Tenggara.
Pohon
jati cocok tumbuh di daerah musim kering agak panjang sekitar 3-6 bulan
pertahun. Curah hujan yang dibutuhkan rata-rata 1250-1300 mm/tahun
dengan temperatur rata-rata 22-260C. Jati umumnya tumbuh pada tanah
bertekstur sedang dengan pH netral hingga asam. Kayu jati termasuk kelas
kuat I dan kelas awet II . Penyebab keawetan dalam kayu teras jati
adalah tectoquinon (2-methylan thraquinone). Kayu jati mengandung 47,5%
selulosa, 30% lignin, 14,5%pentosan, 1,4% abu dan 0,4-1,5% silika.
Kayu
jati banyak digunakan untuk bantalan rel kereta api, tiang jembatan,
mebel, balok dan gelagar rumah, serta kusen, pintu, dan jendela.
Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang rekayasa genetik (pemuliaan pohon/tree improvement) dan kultur jaringan telah menghadirkan jati varietas unggul. Jati yang dihasilkan diharapkan memiliki keunggulan komporatif berdaur pendek (10-15 tahun), sedikit cabang, batang lurus dan silindris, maka lahirlah jati varietas Solomon.
Ahli kehutanan menyatakan bahwa semua jenis pohon penghasil kayu cepat tumbuh akan menghasilkan kualitas kayu (kelas awet dan kelas kuat) yang lebih rendah dibandingkan dengan pohon yang berumur maksimal. Tetapi pengusaha kayu menyatakan bahwa masalah kualitas kayu sudah dapat dipecahkan dengan teknologi industri. Sifat mudah diolah dan dibentuk dari pohon cepat tumbuh dapat didifusikan sesuai keinginan pasar. Tingkat kekerasannya juga dapat direkayasa dengan teknik pengovenan.
Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang rekayasa genetik (pemuliaan pohon/tree improvement) dan kultur jaringan telah menghadirkan jati varietas unggul. Jati yang dihasilkan diharapkan memiliki keunggulan komporatif berdaur pendek (10-15 tahun), sedikit cabang, batang lurus dan silindris, maka lahirlah jati varietas Solomon.
Ahli kehutanan menyatakan bahwa semua jenis pohon penghasil kayu cepat tumbuh akan menghasilkan kualitas kayu (kelas awet dan kelas kuat) yang lebih rendah dibandingkan dengan pohon yang berumur maksimal. Tetapi pengusaha kayu menyatakan bahwa masalah kualitas kayu sudah dapat dipecahkan dengan teknologi industri. Sifat mudah diolah dan dibentuk dari pohon cepat tumbuh dapat didifusikan sesuai keinginan pasar. Tingkat kekerasannya juga dapat direkayasa dengan teknik pengovenan.
2. Morfologi
a. Daun dan Tajuk
Daun lebar panjang 25-50 cm, lebar 15-35 cm dengan letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bentuk tajuk rimbun.
b. Batang
Pada
kondisi bagus dapat mencapai tinggi 30-40 meter. Pada habitat kering,
pertumbuhan menjadi terhambat, cabang lebih banyak, melebar dan
membentuk semak. Pada daerah yang bagus, batang bebas cabang 15-20 m
atau lebih, percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering beralur dan
berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan.
c. Bunga dan Buah
Masa
berbunga dan berbuahnya adalah Juni-Agustus setiap tahunnya. Ukuran
bunga kecil, diameter 6-8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda
terdiri dari benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar.
Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg.
Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 6x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan.
Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg.
Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 6x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan.
d. Akar
Jati
memilki 2 jenis akar yaitu tunggang dan serabut. Akar tunggang
merupakan akar yang tumbuh ke bawah dan berukuran besar. Fungsi utamanya
menegakan pohon agar tidak mudah roboh, sedangkan akar serabut
merupakan akar yang tumbuh kesamping untuk mencari air dan unsur hara.
Untuk membedakan bibit jati yang berasal dari stek pucuk dan pembiakan
generatif (biji) bisa dibedakan terutama dari bentuk akar (kalau mau
beli bongkar dulu akarnya) . Bibit jati Solomon stek pucuk mempunyai
akar menyamping (kiri kanan, depan belakang seperti cakar), sedangkan
bibit selain stek pucuk akarnya menghujam ke bawah.
Daun jati Solomon stek pucuk lebih halus permukaannya, sedangkan bibit biasa cenderung lebih kasar. Pada batang paling bawah terlihat seperti bekas potongan yang mengeluarkan akar, pada ruas pertama terlihat lebih besar dan lebih kokoh serta cenderung lebih gelap dari ruas selanjutnya, karena pada saat pertumbuhan pucuk (proses pemotongan sampai keluar akar 3-4 minggu) terjadi penguatan batang untuk pertumbuhan akar, dan pada saat tersebut pertumbuhan pucuk terhenti.
Daun jati Solomon stek pucuk lebih halus permukaannya, sedangkan bibit biasa cenderung lebih kasar. Pada batang paling bawah terlihat seperti bekas potongan yang mengeluarkan akar, pada ruas pertama terlihat lebih besar dan lebih kokoh serta cenderung lebih gelap dari ruas selanjutnya, karena pada saat pertumbuhan pucuk (proses pemotongan sampai keluar akar 3-4 minggu) terjadi penguatan batang untuk pertumbuhan akar, dan pada saat tersebut pertumbuhan pucuk terhenti.
e. Kayu
Pohon
jati merupakan jenis pohon tropis dan sub tropis dikenal sejak abad
ke-9 sebagai pohon dengan kualitas tinggi dan awet sampai 500 tahun.
Kayunya berwarna kemerah-merahan. Pohon tua sering beralur dan berbanir.
Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda keabu-abuan.
Jati (Tectona) yang dikenal luas ada 3 jenis, yaitu;
1. Tectona grandis Linn f. (Jati Indonesia diperkirakan asalnya dari India)
2. Tectona hamiltoniana wall (Tumbuh di daerah kering Myanmar)
3. Tectona phillipinensis Benth & Hooker (tumbuh di Filipina sebagian pulau ling Mindoro dan Batangas)
Tectona grandis diakui memilki kelas awet dan kelas kuat yang terbaik. Kelas awet merupakan kekuatan alami kayu terhadap serangan serangga, sementara kelas kuat merupakan ketahanan alami kayu terhadap beban mekanis. Tectona grandis (jati) Indonesia var Solomon mempunyai kelas awet tingkat I dan II serta kelas kuat tingkat I sehingga kayu jati Indonesia merupakan kayu jati terbaik di dunia dengan harga yang sangat mewah (sesuai kualitas kayu).
2. Tectona hamiltoniana wall (Tumbuh di daerah kering Myanmar)
3. Tectona phillipinensis Benth & Hooker (tumbuh di Filipina sebagian pulau ling Mindoro dan Batangas)
Tectona grandis diakui memilki kelas awet dan kelas kuat yang terbaik. Kelas awet merupakan kekuatan alami kayu terhadap serangan serangga, sementara kelas kuat merupakan ketahanan alami kayu terhadap beban mekanis. Tectona grandis (jati) Indonesia var Solomon mempunyai kelas awet tingkat I dan II serta kelas kuat tingkat I sehingga kayu jati Indonesia merupakan kayu jati terbaik di dunia dengan harga yang sangat mewah (sesuai kualitas kayu).
Untuk
harga kayu jati utamanya dalam bentuk kayu bulat (bagian batang yang
terbentuk bundar memanjang dari pohon jati) ditentukan oleh;
a. Besarnya diameter
- Sortimen kayu bundar kecil (KBK-A1) = diameter antara 4-19 cm
- Sortimen kayu bundar sedang (KBS-A2) = diameter antara 20-29 cm
- Sortimen kayu bundar besar (KBB-A3) = diameter diatas 30 cm.
b. Mutu dari masing-masing sortimen, terdiri dari;
- A-1 dan A-2 didasarkan pada persyaratan cacat, terdiri dari;
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
- A-3 didasarkan pada persyaratan cacat dan hasil, terdiri dari;
. mutu utama (U)
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
. mutu kelima (L)
Umumnya pohon jati dapat mencapai ketinggian 30-50 m dengan batang bebas cabang anatara 10-20 m dengan diameter 230 cm, akan tetapi pada umumnya jati dengan diameter 30-50 cm sudah termasuk besar dengan nilai ekonomis tinggi.
a. Besarnya diameter
- Sortimen kayu bundar kecil (KBK-A1) = diameter antara 4-19 cm
- Sortimen kayu bundar sedang (KBS-A2) = diameter antara 20-29 cm
- Sortimen kayu bundar besar (KBB-A3) = diameter diatas 30 cm.
b. Mutu dari masing-masing sortimen, terdiri dari;
- A-1 dan A-2 didasarkan pada persyaratan cacat, terdiri dari;
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
- A-3 didasarkan pada persyaratan cacat dan hasil, terdiri dari;
. mutu utama (U)
. mutu pertama (P)
. mutu kedua (D)
. mutu ketiga (T)
. mutu keempat (M)
. mutu kelima (L)
Umumnya pohon jati dapat mencapai ketinggian 30-50 m dengan batang bebas cabang anatara 10-20 m dengan diameter 230 cm, akan tetapi pada umumnya jati dengan diameter 30-50 cm sudah termasuk besar dengan nilai ekonomis tinggi.
3. Penyebaran dan Habitat
Penyebaran
alami jati di India, Myanmar, Thailand dan LU Myanmar. Di Indonesia,
jati tersebar di Pulau Kangean, Muna, Sumbawa dan Jawa serta Maluku dan
Nusa Tenggara. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman jati adalah 1250-1300
mm/tahun dengan temperatur rata-rata 22-260C. Musim kering yang
dibutuhkan 3-6 bulan per tahun. Jati tumbuh bagus pada tanah yang pH nya
netral sampai asam.
4. Sifat Fisik
Sifat
kayu jati yang masuk kelas awet tingkat 1 dan 2, serta kelas kuat
tingkat 1 banyak dimanfaatkan untuk kusen, bantalan rel kereta api,
furniture dan meubel. Daunnya dimanfaatkan untuk bungkus nasi (nasi
jamblang), tempe dan daging, sedangkan rantingnya digunakan untuk kayu
bakar dan bahan bangunan. Bunga jati menghasilkan serbuk sari dan nektar
yang baik untuk madu. Secara konvensional pohon sebenarnya baru bisa
dipanen pada umur 60 tahun dan optimal 80 tahun, tapi sejak
berkembangnya pengembangan jati secara vegetatif melalui kultur
jaringan, kultur tunas dan stek pucuk sehingga dihasilkan pohon jati
berproduksi cepat (antara 10 sd 15 tahun) dengan hasil produksi yang
cukup tinggi.
5. Tempat Tumbuh
Walaupun
jati dikenal sebagai penghasil kayu yang kuat, tetapi jati juga
memerlukan kondisi yang kondusif untuk mendukung pertumbuhannya. Habitat
tumbuh yang sesuai akan mendukung kualitas kayu yang dihasilkan. Tanah
dengan topografi relatif datar (hutan dataran rendah) kemiringan lereng
maksimal 20% dan kandungan unsur kimia pokok yang dapat mendukung
pertumbuhan jati adalah Kalsium (Ca), Fosfor (P), Kalium (K) dan
Nitrogen (N), sedangkan kapasitas bahan organik (humus) optimum antara
1,87-5,55 yang berada dipermukaan dan 0,17-0,19% sekitar 100 cm di bawah
permukaan.
Ketinggian tempat maksimal adalah 800 m dpl karena ketinggian tempat lebih dari 800 m dpl tanaman jati tidak dapat tumbuh dengan baik akibat suhu tahunan yang lebih rendah.
Curah hujan minimum untuk tanaman jati adalah 750 mm/tahun, optimum 1000-1500 mm/tahun dan maksimum 2500 mm/tahun. Walaupun demikian tanaman jati masih dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 3 750 mm/tahun. Curah hujan secara fisik dan fisiologis berpengaruh terhadap sifat gugurnya daun dan kualitas produk kayu. Di daerah dengan musim kemarau panjang tanaman jati akan menggugurkan daunnya dan biasanya lingkaran tahun yang terbentuk lebih artistik.
Suhu udara yang dibutuhkan tanaman jati untuk tumbuh baik minimum 13-170C dan maksimum 39-430C. Pada suhu optimum 22-420C, kualitas kayu jati yang dihasilkan lebih baik.
Kelembaban lingkungan optimum untuk tanaman jati sekitar 80% untuk fase vegetatif dan 60-70% pada fase generatif.
Ketinggian tempat maksimal adalah 800 m dpl karena ketinggian tempat lebih dari 800 m dpl tanaman jati tidak dapat tumbuh dengan baik akibat suhu tahunan yang lebih rendah.
Curah hujan minimum untuk tanaman jati adalah 750 mm/tahun, optimum 1000-1500 mm/tahun dan maksimum 2500 mm/tahun. Walaupun demikian tanaman jati masih dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 3 750 mm/tahun. Curah hujan secara fisik dan fisiologis berpengaruh terhadap sifat gugurnya daun dan kualitas produk kayu. Di daerah dengan musim kemarau panjang tanaman jati akan menggugurkan daunnya dan biasanya lingkaran tahun yang terbentuk lebih artistik.
Suhu udara yang dibutuhkan tanaman jati untuk tumbuh baik minimum 13-170C dan maksimum 39-430C. Pada suhu optimum 22-420C, kualitas kayu jati yang dihasilkan lebih baik.
Kelembaban lingkungan optimum untuk tanaman jati sekitar 80% untuk fase vegetatif dan 60-70% pada fase generatif.
6. Pertumbuhan
Pertumbuhan
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tumbuh seperti; kerapatan
tegakan, karakteristik umur tegakan, faktor iklim (temperatur,
presipitasi, kecepatan angin dan kelembaban udara) serta faktor tanah
(ketinggian tempat, sifat fisik, bahan kimia dan komponen mikrobiologi
tanah) .
Diameter batang merupakan salah satu dimensi pohon yang paling sering digunakan sebagai parameter pertumbuhan. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar dan tinggi telah terpenuhi.
Diameter jati Solomon stek pucuk pada umur 5 tahun rata-rata 20-24 cm, setara dengan volume 0,25 m3 harga saat ini per m3 nya adalah Rp. 1.800.000,- sd Rp. 2.300.000,- masuk kedalam Sortimen Kayu Bundar Sedang (KBS-A2) (diameter antara 20-29 cm).
Pada umur 10 tahun rata-rata diameter 30-35 cm setara dengan volume 0,6 m3 harga saat ini Rp. 4.500.000-Rp.5.800.000,- per m3 nya. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
Pada umur 15 tahun diameter rata-rata 35-40 cm setara 0,8-1,0 m3 dengan harga saat ini Rp. 13.000.000,- per m3. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
(Catatan; harga kayu setiap tahunnya terus meningkat pada 5, 10 dan 15 tahun kemudian harga kayu meningkat diatas 100%.)
Diameter kayu dan batang bebas cabang menentukan kubikasi kayu (liat cara menghitung kubikasi kayu).
Diameter batang merupakan salah satu dimensi pohon yang paling sering digunakan sebagai parameter pertumbuhan. Pertumbuhan diameter berlangsung apabila keperluan hasil fotosintesis untuk respirasi, penggantian daun, pertumbuhan akar dan tinggi telah terpenuhi.
Diameter jati Solomon stek pucuk pada umur 5 tahun rata-rata 20-24 cm, setara dengan volume 0,25 m3 harga saat ini per m3 nya adalah Rp. 1.800.000,- sd Rp. 2.300.000,- masuk kedalam Sortimen Kayu Bundar Sedang (KBS-A2) (diameter antara 20-29 cm).
Pada umur 10 tahun rata-rata diameter 30-35 cm setara dengan volume 0,6 m3 harga saat ini Rp. 4.500.000-Rp.5.800.000,- per m3 nya. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
Pada umur 15 tahun diameter rata-rata 35-40 cm setara 0,8-1,0 m3 dengan harga saat ini Rp. 13.000.000,- per m3. Sortimen Kayu Bundar Besar (KBB-A3) (diameter diatas 30 cm).
(Catatan; harga kayu setiap tahunnya terus meningkat pada 5, 10 dan 15 tahun kemudian harga kayu meningkat diatas 100%.)
Diameter kayu dan batang bebas cabang menentukan kubikasi kayu (liat cara menghitung kubikasi kayu).
7. Hama da Penyakit
Hama penyerang daun
Hama yang menyerang daun biasanya serangga dan belalang yang mengakibatkan daun berlubang-lubang atau gundul. Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
a. Kumpulkan dan musnahkan kumbang sebelum menjadi uret pada awal musim hujan, antara jam 17-19. Untuk memudahkan penangkapan gunakan lampu sebagai pemikat.
b. Berikan insektisida dalam bentuk larutan atau granul (butiran) yang dicampurkan dengan tanah pada setiap lubang tanam sebelum penanaman..
Hama penyerang batang
Tanaman jati walaupun dikenal sebagai penghasil kayu yang kuat, tetapi batang jati yang sedang tumbuh tidak luput dari serangan hama penggerek batang dan hama insect yang sering menimbulkan kanker batang. Gejala penyakit kanker muncul setelah 3-4 tahun bahkan 7 tahun setelah terjadinya serangan. Gejala yang terlihat di antaranya batang membengkak dan berlubang-lubang serta warna kulit berubah menjadi coklat kehitaman dan berlendir.
Pencegahan hama ini dapat dilakukan dengan;
a. Upayakan penjarangan tanaman
b. Hindari penanaman jati di lokasi yang memiliki curah hujan diatas 2000 mm/tahun
c. Bersihkan gulma secara periodik untuk menurunkan tingkat kelembaban lahan.
d. Lakukan pemberantasan hama dengan penyemprotan insektisida sistemik.
Penyakit
Penyakit tanaman jati yang membahayakan adalah gangguan pada akar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas tectonae yang ditandai dengan daun yang menguning dan berubah menjadi coklat . Penyakit ini sulit diberantas, oleh karena itu, tanaman sebaiknya dicabut dan dibakar dalam lubang tanamnya. Sedangkan gangguan pada akar tanaman jati yang disebabkan oleh serangan jamur dapat dicegah dengan penanganan sebagai berikut;
a. Perbaiki drainase lahan persemaian/lahan penanaman agar terhindar dari genangan air.
b. Musnahkan tanaman inang penyebab penyakit.
c. Sterilkan lubang tanam dengan formalin 4% atau dengan memberikan belerang sebanyak 400 kg/ Ha ditambah kapur CaCO3 sebanyak 1.400 kg/ Ha.
Hama yang menyerang daun biasanya serangga dan belalang yang mengakibatkan daun berlubang-lubang atau gundul. Pencegahannya dapat dilakukan dengan:
a. Kumpulkan dan musnahkan kumbang sebelum menjadi uret pada awal musim hujan, antara jam 17-19. Untuk memudahkan penangkapan gunakan lampu sebagai pemikat.
b. Berikan insektisida dalam bentuk larutan atau granul (butiran) yang dicampurkan dengan tanah pada setiap lubang tanam sebelum penanaman..
Hama penyerang batang
Tanaman jati walaupun dikenal sebagai penghasil kayu yang kuat, tetapi batang jati yang sedang tumbuh tidak luput dari serangan hama penggerek batang dan hama insect yang sering menimbulkan kanker batang. Gejala penyakit kanker muncul setelah 3-4 tahun bahkan 7 tahun setelah terjadinya serangan. Gejala yang terlihat di antaranya batang membengkak dan berlubang-lubang serta warna kulit berubah menjadi coklat kehitaman dan berlendir.
Pencegahan hama ini dapat dilakukan dengan;
a. Upayakan penjarangan tanaman
b. Hindari penanaman jati di lokasi yang memiliki curah hujan diatas 2000 mm/tahun
c. Bersihkan gulma secara periodik untuk menurunkan tingkat kelembaban lahan.
d. Lakukan pemberantasan hama dengan penyemprotan insektisida sistemik.
Penyakit
Penyakit tanaman jati yang membahayakan adalah gangguan pada akar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas tectonae yang ditandai dengan daun yang menguning dan berubah menjadi coklat . Penyakit ini sulit diberantas, oleh karena itu, tanaman sebaiknya dicabut dan dibakar dalam lubang tanamnya. Sedangkan gangguan pada akar tanaman jati yang disebabkan oleh serangan jamur dapat dicegah dengan penanganan sebagai berikut;
a. Perbaiki drainase lahan persemaian/lahan penanaman agar terhindar dari genangan air.
b. Musnahkan tanaman inang penyebab penyakit.
c. Sterilkan lubang tanam dengan formalin 4% atau dengan memberikan belerang sebanyak 400 kg/ Ha ditambah kapur CaCO3 sebanyak 1.400 kg/ Ha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar